REOG PONOROGO

ASSALAMU'ALLAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATUH SELAMAT DATANG REOG PONOROGO

Rabu, 13 Februari 2013

PENGERTIAN LAPORAN

PENGERTIAN LAPORAN

A.PENGERTIAN LAPORAN Laporan mempunyai peranan yang penting pada suatu organisasi karena dalam suatu organisasi dimana hubungan antara atasan dan bawahan merupakan bagian dari keberhasilan organisasi tersebut. Dengan adanya hubungan antara perseorangan dalam suatu organisasi baik yang berupa hubungan antara atasan dan bawahan, ataupun antara sesama karyawan yang terjalin baik maka akan bisa mewujudkan suatu sistem delegation of authority dan pertanggungjawaban akan terlaksana secara effektif dan efisien dalam organisasi. Pengertian laporan adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan atau suatu kegiatan, pada dasarnya fakta yang disajikan itu berkenaan dengan tanggung jawab yang ditugaskan kepada si pelapor. Fakta yang disajikan merupakan bahan atau keterangan berdasarkan keadaan objektif yang dialami sendiri oleh si pelapor (dilihat, didengar, atau dirasakan sendiri) ketika si pelapor melakukan suatu kegiatan. Dalam pembuatan suatu laporan formal, bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang baik, jelas dan teratur. Bahasa yang baik tidak berarti bahwa laporan itu mempergunakan gaya bahasa yang penuh hiasan, melainkan dari segi sintaksis bahasanya teratur, jelas memperlihatkan hubungan yang baik antara satu kata dengan kata yang lain dan antara satu kalimat dengan kalimat lain. Penggunaan kata ganti orang pertama dan kedua harus dihindari, kecuali penggunaan kata ”kami” bila yang menyampaikan laporan adalah suatu badan atau suatu tugas. B.DASAR-DASAR LAPORAN a.Pemberi Laporan Pertama-tama, laporan melibatkan orang atau pihak yang memberi laporan. Pemberilaporan dapat berupa perseorangan, sebuah panitia yang ditugaskan untuk maksudtertentu. Laporan dapat pula dibuat oleh perorangan atau badan kepada seseorangatau instansi yang dianggap perlu mengetahuinya walaupun tidak diminta.Contohnya : seorang mahasiswa ditugaskan oleh dosennya untuk meneliti suatuobyek tertentu. b.Penerima Laporan Penerima laporan adalah orang atau badan yang menugaskan, atau orang atau badanyang dianggap perlu mendapatkan laporan. c.Tujuan Laporan Tujuan laporan pada umumnya berkisar pada hal-hal berikut : untuk mengatasi suatumasalah, untuk mengambil suatu keputusan yang lebih efektif, mengetahuikemajuan dan perkembangan suatu masalah, untuk mengadakan pengawasan dan perbaikan, untuk menemukan teknik-teknik baru, dan sebagainya.Pembuat laporan harus memperhatikan sungguh-sungguh tujuan laporan, sehingga pengarahan, ilustrasi, dan perincian diarahkan secara tepat kepada tujuan terakhir dari laporan tersebut. C.STRUKTUR / SISTEMATIKA LAPORAN a)Halaman Judul Halaman judul, memuat pokok atau topic laporan, orang atau badan yang akanmenerima laporan, orang atau badan yang membuat laporan dan penanggalanlaporan. Halaman judul hanya merupakan suatu label, sebuah etiket pengenal,sehingga gunakan judul yang pendek agar tidak mengaburkan pokok persoalan yangakan dilaporkan. b)Surat Penyerahan Surat penyerahan berfungsi sebagai kata pengantar pada sebuah buku, sifat dan panjangnya berbeda-beda sesuai dengan tujuan dan sifat topiknya. Surat penyerahanmengandung fakta yang minimal diperlukan untuk membangkitkan perhatian pembaca terhadap laporan itu. Surat penyerahan merupakan suatu bentuk komunikasi yang sangat bersifat pribadi dari penulis kepada penerima laporan maka penulis dapat mempergunakannya untuk menyampaikan ucapan terima kasihnyakepada badan atau perorangan yang telah membantu dan dipakai juga untuk menyatakan harapannya tentang bermanfaatnya laporan itu. c)Daftar Isi Daftar isi memuat rekapitulasi dari semua judul yang ada dalam laporan itu,sehingga para pembaca atau penerima laporan dapat segera mengetahui apa isilaporan itu. d)Ikhtisar dan Abstrak i.Abstrak (Abstract) Abstrak adalah suatu bagian uraian yang sangat singkat, jarang lebih panjangdari enam atau delapan baris, bertujuan untuk menerangkan kepada pembaca- pembaca aspek-aspek mana yang tercakup dalam sebuah uraian tanpa berusahamengatakan apa yang dibicarakan mengenai aspek-aspek itu. Abstrak Deskriptif dipakai dengan pengertian yang sama seperti dikemukakan di atas.Sebaliknya Abstrak Informatif dipaki dengan pengertian yang sama sepertiikhtisar. Abstrak hanya mengandung topik persoalan. ii.Ikhtisar (Summary) Ikhtisar merupakan suatu bagian dari tulisan yang menyampaikan suatuinformasi yang penting dari sebuah laporan dalam bentuk yang sangat singkat.Ikhtisar mengandung topik persoalan dan tujuan yang akan dicapai melaluitopik tadi. Kesingkatan yang merupakan cirri dari sebuah ikhtisar dibuat denganmeninggalkan pendahuluan, perincian, contoh ilustratif, dan lain-lain, kecualigagasan-gagasan utama. e)Pendahuluan Karena laporan merupakan sebuah dokumen yang akan disimpan dan berguna padamasa-masa mendatang, maka semua hal-ikhwal atau latar belakang yang mempunyaisangkut-paut dengan isi laporan harus dikemukakan pula secara jelas. Sebagai bahanuntuk menyusun Pendahuluan sebuah laporan atau unsur yang dianggap sebagailatar belakang dari masalah yang akan dilaporkan dapat dikemukakan beberapa hal berikut: tujuan laporan; mengapa sebuah laporan itu ditulis; siapa yang menyuruhatau memerintahkan membuat laporan itu; siapa saja yang ditugaskan untuk menyelidiki masalah tersebut dan melaporkannya; wilayah-wilayah mana saja yangtercakup; kapan tugas itu dilaksanakan dan kapan berakhir; dan dimana serta bagaimana penulis laporan mendapatkan informasi mengenai masalah tersebut. f)Isi Laporan Isi laporan menyangkut inti persoalan dan segala sesuatu yang bertalian langsungdengan persoalan tersebut. Isi laporan meliputi: hasil pengamatan mengenai fakta-fakta yang dilaporkan, pencocokan fakta dengan data yang telah ada sebelum satuantugas melaksanakan kewajibannya, semua masalah yang diperkirakan akan membantuatau menghambat pemecahan masalahnya, pembahasan dan hasil pembahasanmengenai pokok persoalan yang akan dilaporkan.Agar isi laporan dapat mencapai sasaran dan tidak ada hal-hal yang dilupakan,sebaiknya penulis laporan membuat suatu rencana (kerangka) yang jelas dan logisserta terarah. Fakta-fakta yang diajukan hendaknya dapat dipercaya, obyektif, jelas,lengkap, dan selalu diarahkan kepada tujuan yang akan dicapai. g)Kesimpulan dan Saran Kesimpulan diturunkan dari fakta-fakta, dan lebih banyak mempersoalkan hubungan-hubungan logis, sedangkan Saran merupakan langkah atau alternatif-alternatif manayang dapat diambil supaya masalah itu dapat diatasi sebaik-baiknya. Dengandemikian saran-saran banyak atau sedikit dipengaruhi oleh sentuhan-sentuhanemosional. Bentuk kesimpulan tergantung dari isi laporan serta urutan penyajiannya. h)Bagian Pelengkap Bagian pelengkap dalam sebuah laporan adalah apendiks (lampiran-lampiran,termasuk di sini Surat Perintah atau Surat Tugas bagi orang yang membuat laporanitu, foto-foto, peta) dan bibliografi bila laporan itu dikaitkan dengan analisa ilmiahyang mempergunakan bahan-bahan pustaka. D.CONTOH LAPORAN RESMI Analisis Bahasa Baku dan Non Baku dalam Bahasa Indonesia PENDAHULUAN Bahasa merupakan salah satu alat untuk mengadakan interaksi terhadap manusia yang lain. Jadi bahasa tersebut tidak dapat dipisahkan dengan manusia. Dengan adanya bahasa kita dapat berhubungan dengan masyarakat lain yang akhirnya melahirkan komunikasi dalam masyarakat. Bahasa Indonesia mempunyai sebuah aturan yang baku dalam penggunaanya, namun dalam prakteknya sering terjadi penyimpangan dari aturan yang baku tersebut. Kata-kata yang menyimpang disebut kata non baku. Hal ini terjadi salah satu penyebabnya adalah faktor lingkungan. Faktor ini mengakibatkan daerah yang satu berdialek berbeda dengan di daerah yang lain, walaupun bahasa yang digunakannya terhadap bahasa Indonesia. Saat kita mempergunakan bahasa Indonesia perlu diperhatikan dan kesempatan. Misalnya kapan kita mempunyai ragam bahasa baku dipakai apabila pada situasi resmi, ilmiah. Tetapi ragam bahasa non baku dipakai pada situasi santai dengan keluarga, teman dan di pasar, tulisan pribadi, buku harian. Ragam bahasa non baku sama dengan bahasa tutur, yaitu bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari terutama dalam percakapan. Bahasa tutur mempunyai sifat khas yaitu: Bentuk kalimatnya sederhana, singkat, kurang lengkap, tidak banyak menggunakan kata penghubung Menggunakan kata-kata yang biasa dan lazim dipakai sehari-hari. Contoh: bilang, buku, pergi, biarin. Di dalam bahasa tutur, lagu kalimat memegang peranan penting, tanpa bantuan lagu kalimat sering orang mengalami kesukaran dalam memahami bahasa tutur. CIRI-CIRI BAHASA BAKU Yang dimaksud dengan bahasa baku adalah salah satu bahasa yang dijadikan pokok, yang diajukan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Ragam bahasa ini lazim digunakan dalam: Komunikasi resmi, yakni dalam surat menyurat resmi, surat menyurat dinas, pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi, perundang-undangan, penamaan dan peristilahan resmi dan sebagainya. Wacan teknis seperti dalam laporan resmi, karang ilmiah, buku pelajaran, dan sebagainya. Pembicaraan didepan umum, seperti dalam ceramah, kuliah, pidato dan sebagainya. Pembicaran dengan orang yang dihormati dan sebagainya. Pemakaian (1) dan (2) didukung oleh bahasa baku tertulis, sedangkan (3) dan (4) didukung oleh ragam bahasa lisan. Ragam bahasa baku dapat ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: Penggunaan Kaidah Tata Bahasa Kaidah tata bahasa normatif selalu digunakan secara eksplisit dan konsisten. Misalnya: Pemakaian awalan me- dan awalan ber- secara eksplisit dan konsisten. Misalnya Bahasa baku: - Gubernur meninjau daerah kebakaran - Pintu pelintasan kereta itu kerja secara otomatis Pemakaian kata penghubung bahwa ada karena dalam kalimat majemuk secara eksplisit. Misalnya: Bahasa baku - Ia tidak tahu bahwa anaknya sering bolos - Ibu guru marah kepada Sudin, ia sering bolos. Pemakaian pola frase untuk predikat; aspek + pelaku + kata kerja secara konsisten. Misalnya; Bahasa baku - Surat anda sudah saya terima - Acara berikutnya akan kami putarkan lagu-lagu perjuangan. Bahasa tidak baku - Surat anda saya sudah terima - Acara berikutnya akan kami putarkan lagu-lagu perjuangan. Pemakaian konstruksi sintesis. Misalnya: Bahasa bakU - Cantik sekali - Lurus saja - Masih kacau - Uang - Tidak mudah - Diikat dengan kawat - Bagaimana kabarnya Bahasa tidak baku - Cantik banget - Lempeng saja - Masih sembratu - Duit - Enggak gampang - Diikat sama kawat - Gimana kabarnya Menghindari pemakaian unsur gramatikal dialek regional atau unsur gramatikal bahasa daerah. Misalnya: Bahasa baku - Dia mengontrak rumah di Kebayoran lama - Mobil paman saya baru Bahasa tidak baku - Dia ngontrak rumah di Kebayoran lama - Paman saya mobilnya baru. Penggunaan kata-kata baku Masuknya kata-kata yang digunakan adalah kata-kata umum yang sudah lazim digunakan atau yang perekuensi penggunaannya cukup tinggi. Kata-kata yang belum lazim atau masih bersifat kedaerahan sebaiknya tidak digunakan, kecuali dengan pertimbangan-pertimbangan khusus. Misalnya: Bahasa baku - Cantik sekali - Lurus saja - Masih kacau - Uang - Tidak mudah - Diikat dengan kawat - Bagaimana kabarnya Bahasa tidak baku - Cantik banget - Lempeng saja - Masih sembratu - Duit - Enggak gampang - Diikat sama kawat - Gimana kabarnya Penggunaan Ejaan Resmi Dalam Ragam Tulisan Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disebut ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (singkat EyD) EyD mengatur mulai dari penggunaan huruf, penulisan kata, penulisan partikel, penulisan angka penulisan unsur serapan, sampai pada penggunaan tanda baca. Misalnya: Bahasa baku - Bersama-sama - Melipatgandakan - Pergi ke pasar - Ekspres - Sistem Bahasa tidak baku - Bersama-sama - Melipat gandakan - Pergi ke pasar - Ekspres, espres - Sistem Penggunaan Lafal Baku Dalam Ragam Lisan Hingga saat ini lafal yang benar atau baku dalam bahasa Indonesia belum pernah ditetapkan. Tetapi ada pendapat umum bahwa lafal baku dalam bahasa Indonesia adalah lafal yang besar dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau lafal daerah Bahasa baku - Atap - Menggunakan - Pendidikan - Kalaw - Habis - Dengan - Subuh - Senin - Mantap - Pergi - Hilang - Dalam Bahasa tidak baku - Atep - Menggaken - Pendidikan - Kalo,kalo’ - Abis - Dengen - Sebueh - Senen - Mantep - Pigi - Ilang - Dalem Penggunaan Kalimat Secara Efektif Maksudnya, kalimat-kalimat yang digunakan dapat dengan tepat menyampaikan pesan dengan pembicaraan atau tulisan kepada pendengar atau pembaca, persis seperti yang dimaksud pembicara atau penulis. Keefektifan kalimat ini dapat dicapai antara lain dengan: Susunan kalimat menurut aturan tata bahasa yang benar, misalnya; Bahasa baku - Pulau Buton banyak menghasilkan aspal - Tindakan-tindakan itu menyebabkan penduduk merasa tidak aman dan keluarganya merasa tidak aman. Bahasa tidak baku - Di pulau Buton banyak menghasilkan aspal - Tindakan-tindakan itu menyebabkan penduduk merasa tidak aman dan keluarganya. Adanya kesatuan pikiran dan hubungan yang logis didalam kalimat. Misalnya: Bahasa baku - Dia datang ketika kami sedang makan - Loket belum dibuka walaupun hari sudah siang. Bahasa tidak baku - Ketika kami sedang makan dia datang - Loket belum dibuka dan hari tidak hujan. Penggunaan kata secara tepat dan efisien. Misalnya: Bahasa baku - Korban kecelakaan lalu lintas bulan ini bertambah - Panen yang gagal memaksa kita mengimpor beras Bahasa tidak baku - Korban kecelakaan bulan ini naik - Panen gagal memungkinkan kita mengimpor beras Penggunaan pariasi kalmat atau pemberian tekanan pada unsur kalimat yang ingin ditonjolkan, misalnya: Kalimat biasa - Dia pergi dengan diam-diam - Dengan pisau dikupasnya mangga itu Kalimat bertekanan - Dengan pisau dikupasnya mangga itu Kalimat bertekanan - Pergilah daia dengan diam-diam KESIMPULAN Bahasa baku adalah salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok ajuan, yang dijadikan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Ragam bahasa baku bahasa Indonesia memang sulit untuk dijalankan, atau yang digunakan karena untuk memahaminya daya nalar yang tinggi. Dengan menggunakan ragam bahasa baku, seorang akan menaikkan prestasinya. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zainal, E. 1985.Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Antar Kota. __________, 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar. Jakarta. __________, 1985. Inilah Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia. __________, 1993. Pembukaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Badudu, J.S. 1994. Tata Bahasa Praktis Indonesia. Jakarta: Bhrata Media. Char, Abdul. 1989. Tata Bahasa Indonesia. Ende Flores: Nusa Indah. Keraf, Gorys. 1992. Tanya Jawab Ejaan Bahasa Indonesia Untuk Umum. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1979. Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan.

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

SILAHKAN MAINKAN

NARUTO

REOG PONOROGO

REOG PONOROGO

REOG PONOROGO

REOG PONOROGO